Contoh Narrative Text Tentang Damarwulan Dan Terjemahannya
Contoh narrative text tentang Damarwulan merupakan cerita rakyat populer yang berasal dari daerah Jawa Timur. Cerita ini dulu pernah beberapa kali dikemas dalam bentuk pilem dan sinetron. Bagi sobat yang pernah membaca ceritanya atau juga pernah menonton sinetron Damarwulan di televisi tentu sudah kenal dengan beberapa tokoh penting dalam cerita tersebut mulai dari Ratu Kencana Wungu, Minakjinggo, Anjasmara, serta Adipati Kebo Marcuet. Nah, kali ini saya akan mengangkat kisah legendaris yang menarik ini dalam sebuah contoh narrative text Bahasa Inggris. So, buat kamu yang selama ini belum pernah tau cerita tentang Damarwulan silahkan baca tulisan ini hingga selesai, karena menurut saya cerita ini menarik banget dan saya rasa kamu harus tau.
Tulisan kali ini saya kelompokkan kedalam sebuah artikel besar yang berjudul 20 Contoh Narrative Text Panjang dalam bentuk Cerita Rakyat. Buat temen-temen yang sedang mempelajari narrative text di sekolah atau yang sedang mencari teks bacaan menarik silahkan langsung akses kumpulan artikel yang telah saya sediakan itu ya. Cerita-cerita yang saya tampilkan di sana merupakan cerita rakyat populer pilihan, jadi dijamin kamu pasti bakalan terhibur deh. Sekarang, yuk kita langsung aja baca contoh narrative text tentang Damarwulan beserta terjemahannya berikut ini. – Bigbanktheories.com

Contoh Narrative Text Tentang Damarwulan
Cerita Damarwulan mengisahkan perselisihan di lingkungan kerajaan Majapahit. Terdapat beberapa versi dari cerita ini yang beredar di masyarakat dan di internet. Jika ternyata versi cerita yang saya angkat dalam contoh narrative text kali ini berbeda dengan yang selama ini sobat tau, saya harap itu tidak mengecewakan ya. Sekarang, silahkan baca teks lengkapnya di bawah ini, dan jika kamu ingin berbagi versi cerita Damarwulan yang sudah kamu tau selama ini, silahkan sobat tambahkan melalui kolom komentar agar pengunjung yang lain bisa membacanya juga.
Damarwulan
Once upon a time, there lived a queen by the name Dewi Suhita in Majapahit kingdom. She was famous by her title Ratu Ayu Kencana Wungu. She was the sixth ruler of Majapahit kingdom. During her time ruling the kingdom, Majapahit managed to conquer many regions and expanded their territory. At that time, the center of the kingdom was located in Trowulan, East Java.
One of small kingdoms conquered by Majapahit was Blambangan kingdom which located in Banyuwangi. The kingdom was ruled by a noble from Klungkung, Bali, by the name Adipati Kebo Marcuet. The adipati was known to be apowerful man with supernatural power. His appearance looked like a buffalo because he had two horns on his head.
Ratu Ayu Kencana Wungu considered Adipati Kebo Marcuet as a threat because he kept trying to reclaim his teritory from Majapahit. Therefore she decided to make a contest. She announced the contest to some of her most loyal servant and asked them to spread the word. Her announcement was “Whoever managed to defeat Adipati Kebo Marcuet would be titled as the Adipati of Blambangan and the queen would take him to be her husband.”. The word spread in no time and many people joined the contest but none of them were able to defeat Adipati Kebo Marcuet.
One day, a fine and powerful young man came to join the contest. His name was Jaka Umbaran. He is the grandchild of Adipati Kebo Marcuet’s teacher and supporting father, Ki Ajah Pamengger. It turned out that Jaka Umbaran knew the weakness of Adipati Kebo Marcuet. He challenged Adipati Kebo Marcuet into a duel and with his heirloom “Gada Wesi Kuning” Jaka Umbaran won the battle.
Ratu Ayu Kencana Wungu was very happy with the result of the battle. After that, she made Jaka Umbaran to be the Adipati of Blambangan and entitled him with a new name, Minakjinggo. But, Ratu Ayu Kencana Ungu did not fulfill her promise to mary Minakjinggo as the winner of the duel. She refused to be his wife because the physical appearance of Minakjinggo was no longer perfect after the battle. His face was broken, his body was crooked and he also became cripple.
Minakjinggo kept trying to propose Ratu Ayu Kencana Wungu several times, even after he had two beautiful concubine by the name Dewi Wahita and Dewi Puyengan. But, Ratu Ayu Kencana Ungu did not change her decision. She kept rejecting the proposal and it caused a deep pain in Minakjinggo’s heart.
Ever since that day, Minakjinggo hold a grudge toward Ratu Ayu Kencana Wungu and he promised to himself that he would avenge her one day. In order to do so, Minakjinggo started to claim some territories of Majapahit and built his own army. He also planned to attack Majapahit with his forces.
Knowing this plan, Ratu Ayu Kencana Wungu decided to make another contest. The reward of this contest was the queen herself, so whoever managed to defeat Minakjinggo would wed Ratu Kencana Wungu. The prize of the contest attracted so many people to participate in it, but none of them were able to defeat Minakjinggo.
One night, Ratu Ayu Kencana Wungu had a dream. In her dream, she saw a very handsome young man fought Minakjinggo and won the battle. In the morning, she told the description of the man in her dream to her kingdom counselor and asked him to find the man. After a long search, the counselor finally managed to locate a young man that match the description given by Ratu Ayu Kencana Wungu. The young man was one of the servants in the house of Patih Loh Gender and his name was Damarwulan.
Damarwulan was actually the son of Patih Udara, one of Majapahit’s Patih before his place was replaced by Patih Loh Gender. When he heard about the contest held by the queen, he decided to join the contest without any hesitation. So, Damarwulan and the kingdom counselor went to see Ratu Ayu Kencana Wungu at the palace.
When they arrived at the palace, they went to see Ratu Ayu Kencana Wungu in the main hall. In front of the queen, Damarwulan express his intention to join the contest. Ratu Ayu Kencana Wungu recognized Damarwulan as the young man in her dream, so she granted him her permission. After that, Damarwulan went to Blambangan to challenge Minakjinggo into a duel with him.
Damarwulan shouted in front of Minakjinggo’s palace. He challenged Minakjinggo to get out of his palace and had a duel with him. It didn’t take too long for Minakjinggo to respond the challenge. He went out of his palace to face Damarwulan. He brought along his heirloom “Gada Wesi Kuning” with him.
They started the fight as soon as they laid eyes on each other on the field in front of the palace. The fight was fierce, but in the end Damarwulan got hit by Gada Wesi Kuning and he passed out. He was thrown into the jail by Minakjinggo’s servants after that.
When he was in jail, Minakjinggo’s concubine, Dewi Wahita and Dewi Puyengan, visited him. It turned out that both they had crush on him, so they treat his injury and helped him to heal. They also told him that Minakjinggo’s power relied on his heirloom “Gada Wesi Kuning”. They said that without the heirloom, Minakjinggo would be powerless. Damarwulan then asked them to steal the heirloom for him, and they agreed to do so.
In the night, Dewi Wahita and Dewi Puyengan stole the heirloom and then they gave it to Damarwulan. They also released him from the jail. Damarwulan escaped the palace and returned in the morning to challenge Minakjinggo for the second time. Minakjinggo was so shocked to see his heirloom was in Damarwulan’s hand. He was about to asked how did Damarwulan got the heirloom when suddenly Damarwulan launched his surprise attack and defeated Minakjinggo easily.
Damarwulan returned to Majapahit after that. He reported to the queen that he had accomplished his mission and he brought Minakjinggo’s heirloom as the proof that he had defeated Minakjinggo. The queen trusted him and she decided to fulfill her promise. They got married after that and Damarwulan became the ruler of Majapahit.
Terjemahan Contoh Narrative Text Tentang Damarwulan
Damarwulan
Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang ratu bernama Dewi Suhita di kerajaan Majapahit. Dia dikenal dengan nama Ratu Ayu Kencana Wungu. Dia merupakan pemimpin keenam dari kerajaan Majapahit. Selama masa pemerintahannya di kerajaan itu, Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah dan memperluas wilayah mereka. Pada saat itu, pusat kerajaan terletak di Trowulan, Jawa Timur.
Satu dari kerajaan kecil yang ditaklukkan oleh Majapahit adalah kerajaan Blambangan yang terletak di Banywangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, yang bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini dikenal sebagai seorang pria yang kuat yang memiliki kekuatan gaib. Penampilannya mirip dengan seekor kerbau karena dia memiliki dua buah tanduk di kepala nya.
Ratu Ayu Kencana Wungu menganggap Adipati Kebo Marcuet sebagai ancaman karena dia terus saja mencoba mendapatkan kembali wilayahnya dari Majapahit. Oleh karena itu dia memutuskan untuk membuat sebuah sayembara. Dia mengumumkan sayembara itu pada beberapa pelayan nya yang paling setia dan meminta mereka untuk menyebarkan berita itu. Pengumumannya berisi “Siapa saja yang berhasil mengalahkan Adipati Kebo Marcuet akan dijadikan Adipati di Blambangan dan sang ratu akan menjadikannya sebagai suami”. Berita itu menyebar dengan cepat dan banyak orang yang mengikuti sayembara tersebut namun tidak satupun dari mereka mampu mengalahkan Adipati Kebo Marcuet.
Pada suatu hari, seorang pria yang tampan dan kuat datang untuk mengikuti sayembara tersebut. Nama nya adalah Jaka Umbaran. Dia merupakan cucu dari guru sekaligus ayah angkat dari Adipati Kebo Marcuet, Ki Ajah Pamengger. Ternyata Jaka Umbaran mengetahui kelemahan dari Adipati Kebo Marcuet. Dia menantang Adipati Kebo Marcuet untuk bertarung dan dengan pusaka miliknya “Gada Wesi Kuning” Jaka Umbaran memenangkan pertandingan itu.
Ratu Ayu Kencana Wungu sangat gembira dengan hasil pertandingan itu. Setelah itu, dia menobatkan Jaka Umbaran sebagai Adipati dari Blambangan dan memberinya gelar dengan sebuah nama baru, Minakjinggo. Namun, Ratu Ayu Kencana Wungu tidak memenuhi janji nya untuk menikahi Minakjinggo sebagai pemenang dari pertarungan itu. Dia menolak untuk menjadi istri nya karena penampilan fisik dari Minakjinggo tidak lagi sempurna setelah pertarungan itu. Wajah nya telah rusak, tubuh nya bungkuk dan dia juga menjadi pincang.
Minakjinggo terus berusaha melamar Ratu Ayu Kencana Wungu beberapa kali, bahkan setelah dia memiliki dua selir yang cantik bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Namun Ratu Ayu Kencana Wungu tidak merubah keputusannya. Dia tetap menolak lamaran itu dan hal itu menyebabkan rasa sakit yang dalam di hati Minakjinggo.
Semenjak hari itu, Minakjinggo menyimpan dendam terhadap Ratu Ayu Kencana Wungu dan ia berjanji pada diri nya sendiri bahwa dia akan membalasnya suatu hari. Untuk mencapai hal itu, Minakjinggo mulai mengambil beberapa wilayah kerajaan Majapahit dan membangun pasukannya sendiri. Dia juga merencanakan untuk menyerang Majapahit dengan kekuatannya.
Mengetahui rancana ini, Ratu Ayu Kencana Wungu memutuskan untuk mengadakan sayembara lagi. Hadiah dari sayembara ini adalah sang ratu sendiri, jadi siapapun yang berhasil mengalahkan Minakjinggo akan menikahi Ratu Kencana Wungu. Hadiah sayembara itu menarik begitu banyak orang untuk ikut serta di dalam nya, namun tidak satu pun dari mereka mampu mengalahkan Minakjinggo.
Pada suatu malam, Ratu Ayu Kencana Wungu bermimpi. Dalam mimpi nya dia melihat seorang pemuda yang sangat tampan bertarung melawan Minakjinggo dan memenangkan pertarungan itu. Pada pagi hari nya, dia menceritakan deskripsi pria dalam mimpinya itu pada penasihat kerajaannya dan meminta nya untuk menemukan pria itu. Setelah pencarian panjang, sang pensihat kerajaan akhirnya berhasil menemukan seorang pemuda yang cocok dengan deskripsi yang diberikan oleh Ratu Ayu Kencana Wungu. Pemuda itu merupakan salah satu pelayan di rumah Patih Loh Gender dan namanya adalah Damarwulan.
Damarwulan sebenarnya adalah anak dari Patih Udara, salah satu patih Majapahit sebelum posisinya digantikan oleh Patih Loh Gender. Ketika dia mendengar tentang sayembara yang diadakan oleh sang ratu, dia memutuskan untuk mengikuti sayembara tersebut tanpa ragu sedikitpun. Jadi, Damarwulan dan penasihat kerajaan pergi untuk menghadap Ratu Ayu Kencana Wungu di istana.
Ketika mereka tiba di istana, mereka pergi menghadap Ratu Ayu Kencana Wungu di ruang utama. Di hadapan sang ratu, Damarwulan mengutarakan niat nya untuk ikut serta dalam sayembara tersebut. Ratu Ayu Kencana Wungu mengenali Damarwulan sebagai pemuda yang ada dalam mimpinya, jadi dia memberikan izinnya pada Damarwulan. Setelah itu, Damarwulan pergi menuju Blambangan untuk menantang Minakjinggo untuk bertarung dengannya.
Damarwulan berteriak di depan istana Minakjinggo. Dia menantang Minakjinggo untuk keluar dari istana nya dan berduel dengannya. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Minakjinggo untuk merespon tantangan tersebut. Dia keluar dari istana nya untuk menghadapi Damarwulan. Dia membawa serta pusaka Gada Wesi Kuning miliknya.
Mereka segera bertarung saat mereka telah saling memandang satu sama lain di lapangan di depan istana itu. Pertarungan itu sengit, namun pada kahirnya Damarwulan terkena pukulan Gada Wesi Kuning dan dia pingsan. Dia dimasukkan kedalam penjara oleh pelayan Minakjinggo setelah nya.
Saat dia sedang berada di dalam penjara, selir Minakjinggo, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, mengunjungi nya. Ternyata keduanya jatuh cinta pada Damarwulan, jadi mereka merawat luka nya dan membantu nya untuk sembuh. Mereka juga mengatakan pada nya bahwa kekuatan Minakjinggo terletak pada pusaka nya “Gada Wesi Kuning”. Mereka mengatakan bahwa tanpa pusaka itu, Minakjinggo akan menjadi tak berdaya. Damarwulan kemudian meminta mereka untuk mencuri pusaka tersebut untuk nya, dan mereka setuju untuk melakukan hal itu.
Pada malam hari, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka itu dan mereka memberikannya pada Damarwulan. Mereka juga melepaskan nya dari penjara. Damarwulan melarikan diri dari istana dan kembali lagi pada pagi hari nya untuk menantang Minakjinggo untuk kedua kali nya. Minakjinggo sangat terkejut melihat pusaka nya berada di tangan Damarwulan. Dia baru saja akan bertanya bagaimana caranya Damarwulan memperoleh pusaka miliknya ketika tiba-tiba Damarwulan meluncurkan serangan kejutannya dan mengalahkan Minakjinggo dengan mudahnya.
Damarwulan kembali ke Majapahit setelah itu. Dia melapor pada sang ratu bahwa dia telah menyelesaikan misi nya dan dia membawa serta pusaka milik Minakjinggo sebagai bukti bahwa dia telah mengalahkan Minakjinggo. Sang ratu percaya kepadanya dan dia memutuskan untuk memenuhi janjinya. Mereka pun menikah setelah itu dan Damarwulan menjadi pemimpin Majapahit.
Selesai sudah contoh narrative text tentang Damarwulan kali ini, semoga cerita yang saya terbitkan kali ini bisa menjadi bacaan yang menghibur untuk menemani akhir pekanmu ya sobat. Selamat menikmati liburan dan selamat beristirahat, namun ingat persiapkan juga bekal yang kamu perlukan untuk kembali ke sekolah di hari senin. Saya doakan hari-hari mu selalu menyenangkan, dan jangan lupa baca juga Contoh Narrative Text Tentang Leungli Dan Terjemahannya.
Referensi:
- Damarwulan dan Minakjingga – http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/268-damarwulan-dan-minakjingga# – Diakses tanggal 10 Maret 2017
- Damar Wulan – https://id.wikipedia.org/wiki/Damar_Wulan – Diakses tanggal 10 Maret 2017
- Damarwulan (sinetron) – https://id.wikipedia.org/wiki/Damarwulan_(sinetron) – Diakses tanggal 10 Maret 2017