Take a fresh look at your lifestyle.

Contoh Narrative Text Fable Singkat Dan Terjemahannya

0

Hai sobat! Kali ini saya membawakan sebuah contoh narrative text Fable singkat dan terjemahannya. Menurut saya, contoh narrative text kali ini sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak karena selain bahasanya yang memang sengaja saya buat sederhana agar mudah dipahami anak-anak, Contoh Narrative Text dalam bentuk Fable (cerita hewan) kali ini mengandung moral value (pesan moral) yang sangat baik, yaitu semangat pantang menyerah. So, buat kamu yang sedang mencari cerita anak dalam Bahasa Inggris dan terjemahannya, artikel kali ini akan menjadi pilihan yang tepat untukmu.

Contoh narrative text fable kali ini adalah hasil karangan saya sendiri lho sobat. Saya harap sobat semua akan menyukainya ya. Dongeng kali ini akan bercerita tentang semut kecil yang bernama Mio dan petualangannya mengumpulkan remahan roti bersama teman-temannya. Ia merupakan seekor semut yang cerdik dan baik hati. Tantangan apa ya kira-kira yang akan dihadapi Mio dan teman-temannya? Dan bagaimana pula ia menyelesaikan masalah yang ia hadapi? Kalau sobat penasaran, langsung saja deh simak cerita lengkapnya berikut ini. – Bigbanktheories.com

Contoh Fable Dalam Bahasa Inggris
Contoh Narrative Text Fable Singkat Dan Terjemahannya

Contoh Narrative Text Fable

Fable adalah cerita khayal yang tokohnya berupa hewan yang seolah-olah mampu bertingkah laku seperti manusia. Dalam contoh narrative text singkat kali ini, hewan yang menjadi tokoh utama adalah semut. Silahkan dibaca cerita lengkapnya di bawah ini, mudah-mudahan sobat semua bisa terhibur dengan ceritanya dan bisa mempelajari hal baru terkait dengan pelajaran Bahasa Inggris.

Mio The Smart Ant

Story by: @kak_dikta

Once upon a time, there lived a little ant named Mio. He lived with his father, Gor, in a huge and comfortable underground nest with his colony. They are so lucky because their nest was built under a farmer’s house where they had access to abundance of dried corn. Every day, all members of the colony went into the farmer’s house for a scavenger mission and collected the dried corn and any kinds of remains scattered on the dining table and on the floor. They brought it to their underground nest and stocked it in their main hall.

It was the first day for Mio and his friends to go out there on scavenger mission. He went to the farmer’s house with his party, Rex, Kil, and Tof. Of all members of the party, Mio was the smallest one. They search for some food remains on the floor but they found nothing, so they decided to climb up the dining table. There, they found so many bread crumbs scattered all over the dining table. As the party’s leader, Rex instructed them to collected the biggest crumbs that they can bring back to their nest.

“Okay, everyone. Grab the biggest crumbs that you can find and let’s bring it back to our home” said Rex to the other member.

“Got it, Cap!” said Mio, Kil and Tof

They started to roam around and search for the biggest crumbs. When they already found what they looked for, they regroup on the meeting point and get ready to go home, but Mio hadn’t arrived yet. So they wait for several minutes until they grew tired of waiting. Rex started to became impatient.

“Where is Mio? Why hasn’t he arrived after we wait him for so long?” said Rex to Kil and Tof.

“I don’t know Man. Let’s just leave him here” said Tof.

“Yeah I agree. I grew tired of waiting. He is wasting our time, we should be home already by now” said Kil.

“I know, but I can’t do that. The Chief will be angry if we returned without him” said Rex.

Suddenly, Mio showed up. He was trying so hard to drag a huge bread crumbs to the meeting point.

“Hei guys, I’m so sorry it took so long for me to get here” said Mio.

“You are wasting our time Mio, starting from tomorrow you are no longer in this party.” Said Rex.

“No, don’t say that Rex, I’m sorry. I’ll try to do better tomorrow, I promise” said Mio.

“No, Mio. Rex was right. You are just a burden for us. Besides, your strength won’t grow overnight” said Kil.

“Yeah, you are weak. Just accept it!” said Tof.

“Come on guys, let’s just go home” said Rex ending the conversation.

They started to move and climbed down the dining table bringing the bread crumbs along.

“But.. I’m sorry” said Mio in soft voice.

“Hey Mio! Get down here quick! Don’t slow us down again” said Rex yelling at Mio.

They continue their trip and they all finally made it to their nest safely.

The next day, the party went out for another scavenger mission. This time, they went without Mio. Mio was so sad they his party left him, but he also realize that he made his party came home late yesterday. He was so determine to do something to solve this problem, so he started to think of a way that can help him to make the scavenger mission easier.

He spent hours to think of a solution of his problem until he realize that he can actually make the mission to be more efficient. He realized it when he saw his party was climbing down the dining table. It took so long for his friends to get down from the dining table because they have to climb down while bringing food in the same time. He thought, “If only they don’t have to climb down, If only they can just jump off the dining table, it must be so fast to get down from the dining table and they can complete the mission faster”. So he started to draw a design of a tool that he believe to be able to allow them to just jump off the dining table and landed safely on the floor. He carved his design on a stone and he named it “The Gliding Web”. When he had finished his design, he brought it to his friend, the kind spider, Torax. He asked Torax to build a prototype of The Gliding Web by using his spider web.

When the prototype is ready, Mio decided to show it to his friends.

“Hei guys, do you have a minute? I want to show you something” said Mio to his friends.

“Hei Mio, what are you doing here? I told you, you are out of the team” said Rex to Mio.

“I know, I know, I’m sorry okay. I just want to show you something” said Mio

“Listen! We don’t have time for this Mio, we have work to do” said Tof.

“I know, I know, but this thing I wanna show you guys, is gonna help you finish your job faster” said Mio try to convince his friends.

“are you sure? What is it?” asked Kil to Mio.

“So I made this prototype by using spider web. I called it “The Gliding Web”.” Said Mio showing his prototype to his friends.

“Yeah, so? How is it gonna help our job?” asked Rex.

“Well, you know every time you guys climbed up here to search for bread crumbs, you have to climb down after that, right? And it’s time consuming since you are bringing bread crumbs on your way down. Imagine if you don’t have to spend so much time to climb down, imagine if what you have to do is simply jump and glide until you touch the ground. You are going to finish the job faster” said Mio explaining to his friends.

“That’s sounds cool” said Kil.

“Yeah, why don’t you show us how to use it?” said Tof.

“Alright, so we just have to put the Web on our back and put our hands into this handles, and we are good to go” said Mio. “Let me try it right now, give me that crumbs” he said pointing at a huge crumbs next to Tof’s feet.

“Owh okay, here you go” said Tof.

“Alright, I’m ready, watch this guys” said Mio and then he jumped of the dining table.

Mio left his friends in amazement as he glide across the room, so smoothly and so free.

“Wooohoo, I did it guys” said Mio loudly.

“Oh my God, it’s amazing Mio” said all his friends.

In less than one minute, Mio landed safely on the ground with the bread crumbs fully intact in his hands.

Ever since that day, Mio and his party became so famous as they always finish the scavenger mission faster than other parties. And they became best friend. – The End.

Terjamahan Contoh Narrative Text Fable Singkat Tentang Semut

Mio Si Semut Pintar

Pengarang Cerita: @kak_dikta

Pada suatu masa, hiduplah seekor semut kecil bernama Mio. Ia tinggal bersama ayahnya, Gor, di sebuah sarang bawah tanah yang besar dan nyaman bersama koloni nya. Mereka sangat beruntung karena sarang mereka dibangun di bawah rumah seorang petani dimana mereka memiliki akses terhadap jagung kering yang melimpah. Setiap hari, semua anggota koloni tersebut pergi ke rumah sang petani untuk melakukan misi pencarian makanan dan mengumpulkan jagung kering dan berbagai macam sisa makanan yang berserakan di meja makan dan di atas lantai. Mereka membawanya ke sarang bawah tanah dan menyimpannya di aula utama.

Hari itu merupakan hari pertama bagi Mio dan teman-temannya untuk pergi dalam sebuah misi pencarian makanan. Dia berangkat ke rumah petani itu bersama tim nya, Rex, Kil, dan Tof. Dari semua anggota kelompok itu, Mio adalah yang paling kecil. Mereka mencari sisa-sisa makanan di lantai namun mereka tidak menemukan apapun, merekapun memutuskan untuk memanjat meja makan itu. Di sana, mereka menemukan begitu banyak remah-remah roti berserakan di permukaan meja makan itu. Sebagai pemimpin tim, Rex memerintahkan mereka untuk mengumpulkan remahan terbesar yang bisa mereka bawa pulang ke sarang mereka.

“Baiklah semuanya. Ambil remahan terbesar yang bisa kamu temukan dan ayo kita bawa pulang itu ke rumah kita” ujar Rex pada anggota yang lain.

“Siap, Kapten!” ujar Mio, Kil dan Tof.

Merekapun mulai berkeliling dan mencari remahan terbesar. Saat mereka sudah menemukan apa yang mereka cari, mereka berkumpul kembali di titik pertemuan dan bersiap-siap untuk pulang ke rumah, namun Mio belum juga sampai. Mereka pun menunggu selama beberapa menit hingga mereka bosan menunggu. Rex mulai kehilangan kesabarannya.

“Dimana Mio? Kenapa dia belum juga tiba setelah kita menunggu nya begitu lama?” ujar Rex pada Kil dan Tof.

“Aku juga tidak tau. Ayo kita tinggalkan saja dia di sini” ujar Tof.

“Ya saya setuju. Saya mulai bosan menunggu. Dia telah menyianyiakan waktu kita, kita seharusnya sudah berada di rumah saat ini” ujar Kil.

“Aku tau, tapi aku tidak bisa melakukan itu. Kepala koloni akan marah jika kita kembali tanpa dia” ujar Rex.

Tiba-tiba, Mio pun muncul. Dia sedang berusaha sekuat tenaga untuk membawa sebuah remahan roti yang besar kea rah titik pertemuan itu.

“Hai teman-teman, aku minta maaf butuh waktu lama bagiku untuk sampai di sini” ujar Mio.

“Kau menyianyiakan waktu kami Mio, mulai besok kamu tidak lagi menjadi anggota tim ini.” Ujar Rex.

“Tidak, jangan bilang begitu Rex, aku minta maaf. Aku akan mencoba untuk berbuat lebih baik besok, aku janji” ujar Mio.

“Tidak, Mio. Rex benar. Kamu hanya menjadi beban bagi kami. Selain itu, kekuatanmu tidak akan mungkin berkembang dalam satu malam saja” ujar Kil.

“Ya, kamu itu lemah. Terima saja hal itu!” ujar Tof.

“Ayo teman-teman, mari kita pulang ke rumah” ujar Rex mengakhiri pembicaraan itu.

Merekapun mulai bergerak dan menuruni meja makan itu sambil membawa remahan roti bersama mereka.

“Tapi.. aku minta maaf” ujar Mio dengan suara pelan.

“Hei Mio! Cepatlah turun! Jangan memperlambat kami lagi” ujar Rex meneriaki Mio.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dan akhirnya mereka tiba di sarang dengan selamat.

Keesokan harinya, tim itu menjalankan misi pencarian makanan lagi. Kali ini, mereka pergi tanpa Mio. Mio merasa sangat sedih karena tim nya meninggalkannya, namun dia juga menyadari bahwa dia menyebabkan tim nya pulang terlambat kemarin. Dia sangat ingin untuk melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah ini, maka dia pun mulai memikirkan cara yang bisa membantunya untuk membuat misi pencarian makanan menjadi lebih mudah.

Dia mengabiskan berjam-jam untuk memikirkan jalan keluar untuk masalahnya hingga dia menyadari bahwa dia bisa membuat misi itu menjadi lebih efisien. Dia menyadari hal ini saat dia melihat tim nya sedang menuruni meja makan. Memakan waktu yang lama bagi teman-temannya untuk turun dari meja makan itu karena mereka harus turun sambil membawa makanan disaat yang bersamaan. Dia pun berpikir, “kalau saja mereka tidak perlu memanjat turun, kalau saja mereka bisa langsung melompat dari atas meja makan, tentu akan sangat cepat untuk turun dari meja makan itu dan mereka pun bisa menyelesaikan misi nya dengan lebih cepat”. Maka ia pun mulai menggambar desain alat yang dia yakini mampu membuat mereka melompat dari meja makan itu dan mendarat dengan aman di atas lantai. Dia mengukir desainnya di atas sebuah batu dan dia menamainya “The Gliding Web”. Saat dia telah menyelesaikan desainnya, dia membawanya kepada temannya, sang laba-laba yang baik, Torax. Dia meminta Torax untuk membuat prototype dari Jaring Peluncur itu dengan menggunakan jarring laba-laba miliknya.

Saat prototype itu telah siap, Mio memutuskan untuk menunjukkan nya pada teman-temannya.

“Hai teman-teman, apa kalian punya waktu sebentar? Aku ingin menunjukkan sesuatu” ujar Mio pada teman-teman nya.

“Hei Mio, apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah bilang padamu kan, kamu sudah dikeluarkan dari tim ini” ujar Rex pada Mio.

“Aku tau, aku tau, aku minta maaf ya. Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu pada kalian” ujar Mio.

“Dengar! Kami tidak punya waktu untuk ini Mio, ada pekerjaan yang harus kami lakukan” ujar Tof.

“Aku tau, aku tau, tapi hal yang ingin aku tunjukkan pada kalian ini, akan membantu kalian menyelesaikan pekerjaan kalian dengan lebih cepat” ujar Mio mencoba meyakinkan teman-temannya.

“apa kau yakin? Apa itu?” Tanya Kil pada Mio.

“Aku membuat prototype ini dengan menggunakan jarring laba-laba. Aku menyebutnya “The Gliding Web”.” ujar Mio menunjukkan prototype miliknya pada teman-temannya.

“Yaaa, lalu? Bagaimana bisa ini membantu pekerjaan kami?” Tanya Rex.

“Bagini, kalian tau, setiap kali kalian memanjat ke atas sini untuk mencari remahan roti, kalian harus memanjat turun setelah nya, kan? Dan itu sangat memakan waktu karena kalian membawa remahan roti dalam perjalanan turun kalian. Bayangkan jika kalian tidak perlu menghabiskan banyak waktu dalam perjalanan turun, bayangkan jika yang perlu kalian lakukan hanyalah melompat dan meluncur hingga kalian tiba di permukaan tanah. Kalian akan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat” ujar Mio menjelaskan pada teman-temannya.

“Kedengarannya keren” ujar Kil.

“Ya, bagaimana kalau kau tunjukkan cara menggunakannya pada kami?” ujar Tof.

“Baiklah, jadi kita hanya perlu meletakkan jaring ini di punggung kita dan meletakkan tangan kita di pegangan ini, dan kita siap untuk meluncur” ujar Mio. “Aku akan mencobanya sekarang, berikan aku remahan itu” ujar Mio sambil menunjuk pada sebuah remahan di dekat kaki Tof.

“Owh, baiklah, ini dia” ujar Tof.

“Baiklah, aku siap, lihat ini teman-teman” ujar Mio dan kemudian dia melompat dari meja makan itu.

Mio membuat teman-temannya tercengang saat dia meluncur melintasi ruangan itu, dengan begitu mulusnya dan begitu bebas.

“Wooohoo, aku berhasil teman-teman” ujar Mio dengan kerasnya.

“Ya Tuhan, itu sangat mengagumkan Mio” ujar seluruh temannya.

Dalam waktu kurang dari satu menit, Mio mendarat dengan aman di atas tanah dengan remahan roti yang utuh ditangannya.

Semenjak hari ini, Mio dan tim nya menjadi sangat terkenal karena mereka selalu menyelesaikan misi pencarian makanan lebih cepat dari tim lainnya. Dan merekapun menjadi teman akrab. – Tamat

Itulah akhir dari kisah petualangan Mio si semut pintar, semoga sobat dan adik-adik semua menyukai cerita yang saya buat ini ya, dan mudah-mudahan ada pelajaran yang bisa diambil didalamnya. Terimakasih sudah membaca contoh narrative text Fable singkat tentang semut ini hingga selesai, semoga bermanfaat dan terhibur. Jangan lupa, baca juga artikel terbaru website ini yang berjudul Rhetorical Devices Dalam Bahasa Inggris Dan Contohnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.